Header Ads

Vultr $100

PERLINDUNGAN DATA PRIBADI URUSAN SIAPA?

Persetujuan update kebijakan Whatsapp maksimal pada 8 Februari 2021, setelahnya JIKA Sampeyan tidak menyetujui maka Whatsapp akan secara otomatis menghapus akun Sampeyan.

DATA MINING

But the point is.. akan lebih baik JIKA memang Sampeyan gak menyetujui pembaharuan Persyaratan kebijakan Whatsapp, maka lebih baik Sampeyan hapus secara permanent tanpa menunggu dihapus oleh pihak Whatsapp. Kebetulan, saya pribadi sudah tidak menggunakan WhatsApp sejak 2018 pada nomor-nomor pribadi saya.

Kenapa? Ada kesempatan untuk menghapus data Sampeyan yang masih nyangkut secara syncronizing di Apple Clouds bagi pengguna iOS iPhone dan di Google Drive terutama bagi pengguna Android. Belum lagi bagi para pelapar-pelapar dahaga space clouds yang selalu fakir dan memanfaatkan free clouds seperti Dropbox, One Clouds dan lain-lain maka kita bisa memastikan bahwa data-data pribadi sudah hilang dari nestapa, maksudnya benar² terhapus.

Yah walopun kata-kata "benar" disini masih ambigu juga, lha wong kita ini sebenernya emang udah gak punya privacy kok jangankan sampe ke Whatsapp yang notabene platform dari luar, harga diri dan privacy kita udah gak ada harganya apalagi jika data pribadi nyangkut di bank, tau² aja di kontak marketing asurasi, marketing kartu kredit, marketing MLM, marketing investasi abal² dan lain-lain.. dan lain-lain.

Kayaknya malah lebih bermoral dan beretika marketing panci deh, masih pake ketok pintu dan mengucap salam.

Sharing data mining antara Facebook dan Whatsapp.

Sampeyan-sampeyan, yang terbiasa install aplikasi asal lagi dapet free wifi kenceng (innalillahi paketan data super ekonomis) dimana cuma ngandalin jempol pencet dan paling males baca term of condition dan lebih mudah memilih dan menyerahkan begitu saja keperawanan privacy kudu mulai mereview kembali.

Memasuki awal tahun 2021, selain habis dikejutkan dengan kejutan-kejutan major core algoritm Google, ternyata disusulin juga update pembaharuan Persyaratan kebijakan bagi pengguna Whatsapp.

Dimana disini ada pemaksaan persetujuan untuk membagi data Sampeyan di Whatsapp kepada Facebook (sebagai pemilik legal Whatsapp) sekalipun Sampeyan TIDAK memiliki akun Facebook.

Dan jika sampeyan para pengguna Whatsapp tidak menyetujuinya, maka aplikasi Whatsapp Sampeyan yang terkoneksi pada nomor SIM card akan secara otomatis tidak dapat digunakan.

Share data ini akan dimulai pada 8 Februari 2021.

Disini akan menyangkut banyak sekali keterkaitan tentang bagaimana Whatsapp akan memproses data penggunanya itu sendiri. Bagaimana kemudian layanan akun bisnis dan integrasinya bisa memanfaatkan hosting Facebook untuk menyimpan data pengguna dan mengelola percakapan, serta akses pesan kedua media sosial ini.

Bagaimana kemudian Whatsapp "bermitra" dengan sister company-nya si Facebook untuk bisa saling menawarkan interasi lintas platform Facebook.

Kemudian, ah, mungkin salah satu dari kita berpikir sepenting itukah data kita bagi mereka? Mungkin juga sebagian dari kita akan mengambil sikap bodo amat.

Ya memang secara pribadi hak kita masing-masing juga menerima term ini.

Lalu, bisnis apa yang ada dibelakang ini sebenernya?

Perkembangan tehnologi dari jaman komunikasi masih menggunakan kentongan, beralih ke media radio, radio komunitas, televisi hingga internet cukup teramat sangat cepat semenjak ditemukannya tehnologi energi. Saya gak akan berbicara bagaimana awal mula sebuah mobil ditemukan dan diciptakan, atau seberapa parahnya Thomas Alfa Edison tersetrum listrik selama penemuan bola pijar ataupun revolusi industri yang berlangsung di Eropa.

Tapi disini adalah tentang hanya kurang dari 100 tahun penemuan-penemuan tehnologi modern bisa dikatakan melampaui kemampuan manusia itu sendiri, dimana otak manusia dewasa dengan berat 1300 gram baru bisa dimaksimalkan kurang dari 7%nya, bahkan seorang Einstein sekalipun.

Artificial Intelligent: Kecerdasan buatan yang diciptakan manusia dengan memaksimalkan algoritma-algoritma dan berhasil diaplikasikan pada tumpukan kaleng-kaleng yang kemudian kita sebut dengan komputer dan membutuhkan jutaan rupiah agar tumpukan kaleng yang sudah jadi device ini berada pada meja kerja kita, berkembang pada tehnologi worldwide web dimana sederetan algoritma angka bisa saling berkomunikasi secara maya, kemudian berkembang menjadi tehnologi forwarding yang mempermudah deretan angka tadi menjadi deretan abjad yang kemudian kita menyebutnya dengan domain.

Algoritma berkembang dan berhasil diaplikasikan pada Yahoo di medio revolusi search engine, menyusul kemudian Sergey Brint dan Larry Page membawa Google keluar dari garasi mobilnya dimana kemudian menjadi jawara didunia maya dengan algoritma-algoritma aturan yang mereka bawa sebagai acuan tanpa landasan hukum yang jelas sementara kita hanya anut-runtut ikut-ikut arus. Ben index, piye carane?

Dimana secara sudah gak sadar, sebuah brand mampu mengubah sebuah kebutuhan menjadi minded, mengubah pandangan menjadi kiblat wajib, "tanya mbah Google", seperti hanya kebanyakan orang Jawa bilang: ".. numpak Hondaku wae.. " padahal yang dia naikin adalah Suzuki. Atau semacam ".. mati'in Sanyonya.. air udah penuh.." padahal pompa airnya merek Shimitsu.

Data adalah bisnis paling laris manis dan menjadi lebih mahal tak peduli seberapa kekayaan finansial penggunanya.

Dengan mengumpulkan data maka kita memiliki gudang database yang tinggal butuh di filter, mana yang bisa dijadikan kans sebagai kolam.

Kemana lagi arahnya kalau bukan marketing. Sementara ada ribuan bahkan jutaan kepentingan dibelakang sana yang sanggup membayar mahal dengan request-request filter yang memungkinkan pembeli data bisa menjual produknya ratusan, ribuan bahkan jutaan kali omzet dari biasanya didapat jika hanya mengandalkan konvensional marketing.

Ada kepentingan politik, kepentingan perluasan market sebuah produk dan masih banyak lagi.

Okay, kembali ke masalah diawal. Bahwa kebijakan pembaharuan ini terkait dengan nomor-nomor pengguna, dimana disitu tidak hanya pengguna nomor pra-bayar saja, nomor pasca bayar pun juga menggunakan.

Yang artinya amat sangat urgent karena akan terkait dengan konektifitas akun-akun lain seperti kartu kredit, rekening bank, tagihan listrik, dimana disini secara gak langsung ada data keluarga yang bakal tertarik, terutama seperti nama ibu kandung, alamat, syncronizing data pada kontak Sampeyan dan masih banyak lagi.

Dimana, bisa dipastikan semua platform berkaitan dengan data finansial, perbankan pasti akan meminta NPWP, data C1, kartu keluarga, Nomor ID, nama ibu kandung, alamat, nomor HP, email. Disinilah pentingnya sebuah perlindungan data pribadi.

Disinilah bagaimana platform-platform pinjol bisa melakukan shaming dan bullying pada pelanggannya yang telat membayar sampe ke nelponin semua kontak-kontak korbannya bahkan memaki-maki.

Ya karena platform itu bisa mendapatkan data SEJAK Sampeyan meng-klik tombol ketika menginstall aplikasi tersebut dan kemudian Sampeyan pencet dengan lembut dan mesra dan berharap disegerakan pinjol cair ke rekening Sampeyan. TITIK.

Apa sih pointnya? Kesempatan tindak kejahatan pun makin terbuka lebar. Ada kemungkinan jual-beli data, duplicate data berdasarkan KYC (Know Your Customers), tiba-tiba kita ditelpon telemarketing asuransi, telemarketing kartu kredit, mama minta pulsa dan gak kalah riskannya adalah tiba-tiba tagihan pasca bayar yang meleduk padahal kita sebagai subscribernya menggunakan secara normal, ternyata ada tagihan pembelian diamond game LOL, dan pelakunya adalah anak kita ketika smartphone kita berikan pada dia saat anak gak berhenti menangis.

Sejak ketika Sampeyan pencet tombol maka artinya menyetujui persyaratan ketentuan kebijakan tersebut, maka saat itulah data pribadi Sampeyan bukan lagi menjadi data private, alias menjadi data umum yang siap di sharing dan dibagikan seturut kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak komersial yang menggunakan data Sampeyan sebagai basis data perbandingan alias komparasi bahkan menjadi data target market.

Sebagai contoh, ketika saya sebagai pengiklan, akan mengiklankan produk saya menggunakan Facebook Advertising, Google Advertising, maka saya sangat membutuhkan yang namanya insights agar bisa mendapatkan interest dan behaviour dari target pasar saya.

Interesting dan behaviours user akan menyangkut tentang target geografi yang memanfaatkan global positioning system alias GPS ataupun IP provider internet yang digunakan dimana disini akan ada intervensi BTS (base transceiver station) , gender, tentang usia, pendidikan, hobby, marital status dan lain sebagainya dimana provider advertiser seperti Facebook Advertising, Google Advertising, TikTok Ads dsb yang memiliki data yang tentunya kita sebagai advertisier akan disodori data yag cukup legit dimana akan dikomparasikan dengan budget iklan yang kita taruh disana.

user "sampah" atau pun user "premium" akan tetap menjadi investasi database yang sangat berharga.
Semakin mahal budget iklan kita untuk sebuah data, maka semakin relevantlah data yang ditawarkan provider media iklan kepada pengiklan. Bagaimana tidak jika budget iklan sehari menghabiskan dana taruhlah 1 juta rupiah tapi bisa meraup keuntungan berlipat-lipat.

Semakin pelit dan ngirit Sampeyan menaruh budget iklan dengan asumsi ilmu ekonomi yang sudah tidak relevant dengan sikon sekarang yaitu dengan modal sedikit-dikitnya mengharapkan laba sebesar-besarnya, maka hanya kumpulan sampahlah yang akan membanjiri viewer iklan Sampeyan,

jelasnya, iklan murah meriah Sampeyan hanya akan diberikan pada user/traffic/visitor yang loyal dan rela nonton iklan tanpa memiliki loyalitas untuk jajan dan belanja.. hmm sounds like Vtube. boro-boro mengharap omzet berlipat, boncos bos.
Artinya disini bagi para provider adalah: user "sampah" atau pun user "premium" akan tetap menjadi investasi database yang sangat berharga.

Provider telekomunikasi kita PUN melakukan tracing, collecting data, hingga bisa menyuguhkan iklan-iklan yang pas bagi para subscriber alias pelanggannya. Udah menjadi rahasia umum bahwa provider telekomunikasi pun punya data yang di koleksi dari pelanggannya, nomor pra-bayar atau pasca-bayar, berapa isi pulsanya, berapa tiap bulan jajan pulsa dan paketan data, seperti apa history browsernya, apa aja sih belanjaannya ketika checkout di Shopee, Tokopedia, lazada dan lain-lain.. dan lain-lain..

(njir.. gua deg.. degan..) apa jenis payment gateway yang dipakai buat jajan? WOW, credit card platform khusus. Maka Sampeyan akan dimasukkan kedalam list sebagai user dengan target legitimate, excelent dan elegant. Sangat berharga sebagai target pasar yang bakal dicekoki dan dibanjiri iklan-iklan yang lebih related.

Gak ribet kok, karena kesemuanya diatas itu tadi hanya dilakukan dengan sekali klik yang disebut dengan algoritma bot dimana disitu hanya membutuhkan satu pixel resolusi sebuah bot yang hanya berupa blank transparant images/gambar untuk men-jacking dan mendapatkan data Sampeyan yang ter-sinkron pada browser dan atau aplikasi.

Dan si juragan data tinggal filter-filter, lalu disuguhkan kepada para pengiklan. Mana pasar yang diinginkan? Sampeyan hanya butuh edgerank? hanya butuh viewer gede aja? atau Sampeyan butuh traffic dengan point prosentase leads dan sales? Disinilah peran investasi database (baca quote diatas) bahwa user "sampah" atau pun user "premium" akan tetap menjadi investasi database yang sangat berharga.

Mulai lindungi data pribadi secara mandiri.

Mulailah untuk berhati-hati untuk sharing data pribadi. Paling enggak, coba tanyakan ke diri sendiri dulu sebelum mengisi sebuah form aplikasi.
  • Layak nggak sih perusahaan ini memiliki data penting kita? NPWP, C1, KK, KTP, SIM, No HP, Akta Perusahaan, NPWP Perusahaan, rekening bank?
  • Seberapa urgentnya kita menginstall sebuah aplikasi?
  • Apa pentingnya?
  • Kalo gak menggunakan aplikasi ini, apakah dunia akan kiamat?
  • Kalo gak menggunakan aplikasi ini, apakah kita akan menjadi bodoh?
  • Kalo gak menggunakan aplikasi ini, apakah ada aplikasi lain yang setimpal?
  • Budayakan untuk selalu membaca syarat dan ketentuan.
  • Berpikirlah, bahwa banyak sekali jual-beli data diluar sana. Sebagai contoh, SMS mama minta pulsa itu sudah sebuah tindak jual-beli data. Dari mana mereka bisa mendapatkan nomor kita walopun kesannya acak? Kebiasaan jajan pulsa dan data di pinggir jalan? atau di counter-counter?

    Coba buka salah satu marketplace, dan carilah keyword data pribadi, banyak juga yang jual beli data disitu.
  • Mulai mengganti password-password akun-akun yang cukup penting, seperti email, password ATM dan lains sebagainya.
    Jangan gunakan password yang sama, ataupun nama pacar, tanggal lahir pacar, gak penting banget. Saya malah menggunakan nomor rangka mesin mobil untuk password.
  • Aktifkan 2-steps-verification atau OTP (one tap password) jika fiturnya tersedia.
  • Gunakan mode browser incognito atau private mode JIKA hanya untuk membaca berita ataupun browsing kesana-kemari.
  • Ribet ya?! Benar, sangat meribetkan JIKA Sampeyan enggak respect dengan privacy data pribadi Sampeyan.
    Enggak ribet JIKA sudah menjadi jobdesk keseharian JIKA Sampeyan peduli dengan privacy data Sampeyan.
    Cek aja, silahkan googling sendiri Nama kebesaran Sampeyan. Gak sedikit bahkan nama teman² saya terpampang lebar disitu bahkan kasus-kasusnya di Pengadilan Tinggi hingga Mahkamah Agung ter-index pada google.