Header Ads

Vultr $100

DIGITAL CIVIL WAR

Kemaren yang mendadak viral di timeline, kerumunan ojol yang berburu BTS meals McD.

Yang bahkan sampe Satgas Covid me-lockdown hingga ngasih denda.
BTS

Keren yak?!

Ribuan pesanan datang dari segala penjuru Indonesia berburu paket warna ungu, bahkan gilanya harga paket makanan yang dijual seharga IDR 40K sampai IDR 70K itu di resell kembali di beberapa MP dgn harga juta rupiah saking langkanya, padahal isi kayak gitu² aja nggak ada yang istimewa sama seperti paket makanan McD umumnya.

Dan dengan gagahnya, abang² & noni² ojol berterimakasih pada *army.

Lalu apa yang bikin paket itu jadi buruan orang? Ya karena ada BTSnya.

BTS adalah grup boyband asal Korea Selatan yang sekarang Jadi pujaan ABG di seluruh dunia mirip The Beatles dari Inggris di tahun 60an dan mirip New Kids On The Block ditahun 80an.

Di seluruh dunia terbentuk yang namanya BTS Army yang siap membeli apa saja yang dikeluarkan oleh grup itu mulai lagu, stiker sampai mungkin celana dalamnya dikasih lampu BTS kelip² dan logo langsung diserbu ABG.

Gua jadi sedikit tertarik dengan BTS itu ya karena case kemaren, sebenernya apa yang sedang terjadi sehingga BTS dan Korea Selatan jadi begitu mendunia, seolah wow banget.

Semua berawal dari krisis finansial global sekitar tahun 97-98, Korea Selatan terkena dampak keras dari krisis itu sehingga terpaksa harus meminjam uang dari IMF sebesar hampir 1500 Triliun Rupiah nilai mata uang sekarang.

Itu hutang yang sangat gede dan terpaksa dilakukan pemerintah Korsel demi menjaga ekonomi negaranya dan pada masa itu pengangguran di sana ada dimana². Sama, 1997-1998 krisis finansial global juga nyamperin Indonesia dan ngutang pada IMF dengan nilai yang hampir sama.

Dan berakhir dengan kejatuhan Soeharto.

Cuman bedanya dengan pemerintah Korea Selatan, mereka tuh lebih pintar, mereka tahu potensi mereka terbatas, negara kecil, sempit, gak terlalu banyak yg bisa dijual.

Bahkan issue yang berkembang di medio 1998/2000 bahwa rakyat Korea sampe bela²in ngumpulin perhiasan buat disumbangin ke negara buat ngurangin beban utang. Gua gak yakin kalo ini terjadi di Indonesia, ragu sama pejabat yang diberi mandat. Kwekwekwe. Bansos aja disunatin. Boro².

Tapi mereka punya potensi idealisme sebagai sumberdaya yang bisa mereka jual ke seluruh dunia untuk membayar utang²nya. Bahwa Korea Selatan adalah gudangnya brand ternama mulai Samsung, LG, Hyundai dll masih banyak lagi, cuman merek-merek ini kalah bersaing dengan Jepang di market global , tetapi mereka punya strategi yang sangat jitu supaya dunia bisa mengenal produk² dari Korea Selatan dan strategi Global yang mereka mainkan adalah strategi budaya.

Korea Selatan mengemasnya dengan model Entertainment, untuk itu pemerintah Korea Selatan membentuk yang namanya badan ekonomi kreatif Korea.

Nah badan ekonomi kreatif Korea ini dibentuk untuk membangun industri baru yaitu industri kreatif dan industri teknologi informasi dari utang hampir 1500 Triliun Rupiah pemerintah Korea Selatan lewat badan ekonomi kreatif Korea menginvestasikan hampir 50 Triliun Rupiah untuk pengembangan musik film dan industri kreatif di negaranya; mereka juga menyuntikkan modal subsidi sampai pengurangan pajak khusus untuk industri ini yang mereka namakan Korean Pop atau kita kenal dengan nama K-Pop.

Dari sini lahirlah boyband dan girlband yang dikenal para ABG mulai BTS, Seventeen, Exo sampai Blackpink.

Belum drakor² yang disenangi oleh para Mama². Yakin para Mama nan cuntik² ini mudeng Bahasa Korea TANPA bantuan subtitle dibawahnya? emang selo bener belajar Bahasa Korea demi ikut nongkrongin drakor?

Kerennya, industri ini benar² dikawal oleh pemerintah Korsel lewat badan ekonomi kreatif mereka dan diekspor ke banyak negara lewat internet sampai akhirnya terjadilah demam Korea atau disebut dengan Korean-Wave.

Orang diseluruh dunia mulai mengenal Korea Selatan dari musik film dan segala bentuk yang tercemar bau Korea.

Pelajaran disini yang pengen banget gua garis bawahi kalo perlu di stabilo adalah: Bagaimana bisa penduduk satu negara mampu menyamakan visi, misi, ekspektasi, atmosphere, thermal, emosi dan semangat yang sama dalam satu server?! terlepas ada korupsi atau enggaknya. Lha kita? serumah 4 kepala aja bisa berantem gegara request BTS Meals gua gak mau.

Disinilah jeniusnya ketika orang diseluruh dunia sudah mulai mengenal Korea Selatan dengan entertainmentnya.

Akhirnya mereka familiar juga dengan brand² produk Korea Selatan seperti Samsung, Hyundai dan lain².

Semakin besar permintaan produk elektronik dan lain²nya mengambil dari negara lain, industri Korea Selatan pun bangkit, tenaga kerja mereka terserap dan mereka bisa membayar utangnya besar itu.

Dan pada titik ini Jepang mengakui kalau mereka kalah strategi dengan Korea Selatan dalam menguasai perdagangan.

Dunia memperhatikan pemerintah Korea Selatan begitu fokus menggarap industri kreatif mereka sebagai bagian dari marketing, industri, manufaktur mereka. Industri kreatif mereka menjadi liner dalam memimpin pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang dari terpuruk karena krisis finansial global menjadi yang tertinggi nomor 29 dari 50 negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik dunia.

Oh ya mau tahu pendapatan BTS? pendapatan mereka total sudah mencapai satu setengah Triliun Rupiah DAN dari kerjasama dengan McDonald's tempo hari aja BTS cuan 120 milyar rupiah.

dum.. dum.. tralalala..

Nah sekarang tengok Indonesia, apa sih yang bisa kita pelajari dari Korea Selatan?

Tahun 2015 Jokowi pernah membentuk yang namanya badan ekonomi kreatif dengan mencontoh Korea Selatan, pimpinannya waktu itu Triawan Munaf.

Triawan Munaf punya tugas untuk memetakan industri kreatif di Indonesia dan membangun infrastruktur kreatif.

Mulai film, musik dan konten² lainnya, tapi sayangnya masih setengah² dan terkesan jalan sendiri sehingga hasilnya pun belum maksimal.

Karena itu mungkin supaya efektif Jokowi kemudian melebur Bekraf Kementerian Pariwisata sehingga namanya menjadi Kemenparekraf atau Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Nah gua herannya ngapain kok badan ekonomi kreatif kita atau bekraf malah dilebur ke kementerian pariwisata? ini langkah yang malah jadi blunder.

Malahan seharusnya bekraf itu dijadikan Kementerian sendiri misalnya Kementerian Digital, karena tugasnya yang sangat strategis kalau dilebur ke kementerian pariwisata malah jadi enggak fleksibel dalam membangun Grand strategy dan pelaksanaannya.

Apalagi kemudian sekarang Sandiaga Uno lah yang menjadi menterinya, makin gak jelas arah Bekraf.

Lha wong dia oke-oce aja nggak jalan, tahu apa sandiaga Uno tentang industri? wong dia itu investor bukan pelaku industri.

Sorry pengagum Sandiaga, ini terlepas like and dislike tentang Sandiaga Uno, gua ma' relevant aja, kalo emang sesuai dgn reality ya katakan yg sebenernya aja.

Gua masih gak paham pikiran presiden dan gua pikir karena bongkar-pasang yg dilakukan Jokowi malah mematikan agenda besar dari industri kreatif itu sendiri.

Jadi jangan bermimpi industri kreatif kita akan sebesar Korea Selatan kalau mainnya setengah²,

Industri kreatif ini adalah industri masa depan, Apalagi kita sudah memasuki era internet 5G bayangkan internet dengan speed pita lebar 5G itu enggak saja sekedar jalan tol besar kita di dunia maya tapi kita malah jadi korbannya jalan tol ini.

Besar sih, tapi yang jualan adalah orang² asing, mulai Facebook, YouTube, Shopee dan segala macamnya..

Sementara kita?! ya cuma jadi konsumen saja diperas duitnya untuk belanja dan uangnya lari ke negara lain.

Yang bahaya lagi adalah perusahaan² asing itu terus memantau dan mengolah semua kebiasaan kita lewat cara belanja kita dan akibatnya Seperti yang kemarin dilakukan salah satu e-commerce asing lewat permainan data mereka memantau barang apa yang kita suka beli kemudian mereka memproduksinya di Cina dan menjualnya ke kita dengan harganya jauh lebih murah.

Akibatnya? industri kecil kita mokad sebelum merangkak, mati dan kita akan tergantung dari produksi luar.

Kita ini sangat rapuh dengan adanya teknologi 5G ini karena kita sendiri tidak punya peta besar strategi untuk memanfaatkan ruang udara, ruang dunia maya.

Nah ini? Bekraf nya aja mandul karena Sandiaga Uno Menteri Ekonomi kreatif nya lebih suka jalan-jalan keliling Indonesia untuk mengisi Instagramnya tanpa punya kemampuan untuk eksklusif program² kreatif mau jadi seperti Korea Selatan?

Mimpi!!

Dan anak-anak kita tetap saja kan sibuk membeli barang² dari BTS hanya karena kita senang dijajah oleh produk dan budaya luar kita tidak mampu memproduksi aplikasi dan konten konten dimana produsennya adalah kita sendiri dan konsumennya juga kita sendiri sehingga data kebiasaan kita nggak bisa dilihat oleh negara luar.

Karena, terus terang aja, secara system, programming, ngumpulin data itu gak susah² amat, hanya butuh 1 pixel udah bisa feeding algoritma, ngempanin bot buat mendapatkan data user dimana disisi kita sendiri masih terlalu welcome untuk gak peduli, bodo amat malah masa bodo dengan yang namanya privacy. Apalagi kalo udah urusan narsis²an, beugh, masih terlalu rentan pengetahuan cyber security.

*Baca data mining: https://blog.aming.info/2021/01/PERLINDUNGAN-DATA-PRIBADI-URUSAN-SIAPA.html

Gua jujur aja membayangkan seandainya ya Menhan Prabowo punya pikiran ruang digital kita ini harus punya pertahanan kuat tentu dia akan alokasikan sebagian dari rencana pinjaman 1760 Triliun Rupiah itu untuk membangun pertahanan digital karena buat apa sih tank² besar buat apa banyak pesawat tempur tahu sekarang eranya adalah era perang digital.

Lah cara berpikir kita masih sangat ketinggalan, tapi itulah kenyataane.

Entahlah, sesudah dijajah Korea Selatan dengan BTS-nya, kita mungkin akan dijajah oleh Malaysia dengan produksi kreatifnya dan kita tetap hanya akan menjadi pembeli di negeri kita sendiri tanpa pernah berpikir bagaimana bisa menjadi tuan rumahnya.

Apalagi?! UKM/UMKM lagi belajar mbrangkang aja, Kemenkeu udah ambil posisi sigap sempurna, whatever it was, it is PAJAK!